SEKEJAP DUNIA
(Perjalanan menembus alam akhirat)
Bismillahirrahmanirrahim..
Disuatu sepertiga malam terakhir, dua malaikat
tiba-tiba muncul dihadapanku seraya berkata “Berdirilah, Allah mengabulkan
doamu untuk berkunjung ke alam akhirat…”.
Antara terkejut, sadar dan setengah tak percaya
aku berdiri, kemudian kedua malaikat itu menggandeng lengan kanan dan kiriku,
lalu munculah cahaya silau, tubuhku serasa terangkat melayang sekejap menembus
melintas ke dalam lorong cahaya.
Entah berapa lamanya perjalanan lintas dimensi
ini, tibalah disuatu hamparan taman yang amat luas, hijau nan indah, kami turun
perlahan di hadapan orang-orang yang berbaju serba putih putih berkilauan, yang
sepertinya memang telah menunggu kehadiran kami. “setengah jam lagi kami akan
menjemputmu”. Ujar malaikat disebelah kananku.
Kerumunan orang-orang berbaju putih tadi
menghampiriku beramai-ramai, senyuman bahagia tersungging di bibir-bibir mereka,
mungkin bahagia karena bertemu denganku tapi yang lebih kuyakini kebahagiaan
karena keberadaan mereka disana.
semuanya tampak muda gagah-gagah dan cantik,
dan..tunggu sebentar…sepertinya aku mengenal mereka, meski usianya rata-rata
hampir sama rata seperti 30 tahunan tapi aku benar-benar mengenal mereka, entah
bagaimana tapi aku tahu mereka adalah orang-orang yang telah wafat.
ayahku, nenek, kakek, paman, saudara-saudaraku dan
banyak lagi.., masya allah satu persatu mengucap salam menyapaku, memelukku
bergantian dan bertanya-tanya tentang kabar keluarga yang masih hidup dan juga
yang sudah wafat namun ternyata tak berkumpul disisi ini…(entahlah mungkin
Allah belum mengampuni dosa-dosanya atau ketika hidup belum sempat bertaubat,
memutus silaturahmi atau dosa2 lainnya yang memang terlalu “keji” hingga
ditempatkan di sisi lain yang mengerikan…).
Tak terasa setengah jam sudah aku di alam sana,
itu kuketahui dari malaikat yang menjemputk.
satu persatu kutatap wajah-wajah bahagia itu,
ingin rasa tetap tinggal disini tapi ini belum waktunya,
aku mengucap salam berpamitan kemudian kedua
malaikat tadi menggandengku dan terasa seperti angin hangat menyedot tubuhku
serta cahaya silaunya membuatku menutup mata… membuatku tertidur lelap…sangat
lelap.
Mataku masih tertutup, ada kelelahan yang sangat
pada tubuhku, jangankan untuk menggerakan badan, jari jemari tangan saja
teramat susah untuk kugerakkan.
Samar terdengar suara wanita berteriak makin lama
makin jelas “Ayah sadar..ayah udah sadar…Ayaah…ayah…”
aku pun membuka mata, terasa tubuhku berada dalam
sebuah pembaringan, dari sudut mataku tampak seorang wanita berdiri disebelah
pembaringanku, Ia sangat mirip dengan anak perempuanku yang masih remaja, namun
wanita ini terlihat sudah dewasa,
disebelah lainnya seorang lelaki yang juga mirip
anak laki-lakiku yang masih kelas kecil, hanya saja dalam “versi” seorang
pemuda dewasa.
Keduanya tak henti2 menangis, menciumiku
membelaiku…aku merasa risih karena tak mengenal mereka, kutepiskan dengan
lembut tangan wanita itu yang sepertinya dia memahami akan perasaanku.
Tak lama kemudian datanglah seorang wanita tua
mengenakan hijab coklat, matanya berlinang dengan bibir tak henti-hentinya
mengucap takbir, yang lagi-lagi membuatku heran, wanita ini mirip dengan
Istriku, meskipun terlihat tua namun aura, garis kecantikan dan kelembutannya
masih aku kenali.
Dia menggengggam tanganku dan entah kenapa aku tak
bisa atau enggan untuk melepasnya, yang ada malah ku genggam erat tangannya.
Pikiranku semakin kalut dan heran lalu dalam paraunya
suaraku bertanya siapa gerangan mereka ini, dan jawaban serta penjelasannya
sangat membuatku terkejut setengah mati.
Mereka adalah Istri dan anak-anakku, anak-anakku
yang belum dewasa (setidaknya itu yang ku ingat dulu).
mereka bercerita bahwa aku baru saja telah
tersadar dari koma selama bertahun-tahun, dari ketidak sadaranku pada suatu
malam hingga kini.
Sejenak aku tertegun, Bagaimana mungkin mereka
mengaku sebagai istri dan anak-anakku hanya dalam satu malam. “berapa tahun aku
koma?” Tanyaku penasaran sambil melihat-lihat tanganku yang…
Subhanallah…tanganku, kedua tanganku terlihat begitu kurus dan keriput seperti
tua renta.
Dan mereka menjawab “20 tahun lebih !”.
20 tahun? Aku tak sadarkan diri di dunia ini
selama itu ???
Aku terkulai lemas….hatiku serasa kosong…terkejut
bukan main.. bagaimana mungkin, baru saja tadi malam aku salat tahajud dan
berdoa hingga didatangi kedua malaikat. Dan kini kuketahui telah melewatkan
waktu yang begitu lama.
tak henti-hentinya aku menangis, menangis
sejadi-jadinya, begitu pula Istri dan kedua anakku.
Mataku menatap kosong ke arah istriku, kubelai
pipinya yang dialiri airmata terus menerus, namun ia masih berusaha memberikan
senyuman indahnya seperti dahulu.
ya Allah, andai waktu bisa kutarik kembali, andai
aku tak kehilangan waktu begitu lama bersama istri dan anak-anakku….aku begitu
berharap ini hanyalah mimpi…. aku begitu berharap ini hanyalah sebuah cerita.
kututup kedua mataku dalam kehampaan yang kurasakan…
Aku kembali "terbangun" lagi dengan peluh membasahi sekujur tubuh....Ahh syukurlah ini hanyalah sebuah mimpi yang panjang…
===========================================================
Sesungguhnya usia manusia di dunia ini teramat
singkat, sangat singkat, seribu tahun di dunia hanyalah sehari umur akhirat.
akan tetapi, di waktu yang singkat ini manusia seolah olah akan hidup abadi,
seolah jauh dari mati, mereka melakukan hal-hal semaunya tanpa memikirkan
apakah itu baik dalam pandangan Allah atau tidak,
Manusia banyak terkena tipu daya syetan dan hawa
nafsu yang menjanjikan taubat sebelum mati, padahal bisa jadi ajal kan datang
hari ini atau besok.
Manusia lalai dari mengingat Allah, saling sikut
menyikut, menebar kebencian, menebar kebohongan, membuat fitnah, menuruti
kehendak syetan dan hawa nafsu serta hal-hal lain yang menjauhkan ridho Allah,
hanya demi dunia yang maha singkat ini !
sebanyak sebagus apapun amal ibadah seseorang,
jika Allah tak ridho kepadanya…maka sungguh merugilah dia, sungguh celakalah
manusia seperti itu.
Seringkali manusia tak sadar atau kesadarannya
ditutupi hawa nafsunya bahwasannya dunia yang sekejap ini hanyalah sementara,
dunia ini hanya sarana ujian, untuk kehidupan akhirat yang abadan, abadi,
selamanya…
Sesungguhnya manusia akan hidup selama-lamanya,
hanya saja berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Semoga kita senantiasa ditunjukan, dituntun dan
dibimbing Allah SWT dalam segala hal agar mati dalam keadaan Allah ridho kepada
kita.. Allahumma ihdina shiratal mustaqim…aamiin
“…..Hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).
Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja.
dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan” (QS.
al-Mu’minun:99-100)
Bandung, Januari 2019
teruntuk Ibuku, semoga Allah senantiasa
menganugerahkan kesehatan, kesabaran dan ketawakalan aamiin